Return on Training Investment

Rp 3.750.000

Beli

Exploring Return on Training Investment.

Pengembangan SDM merupakan usaha menghilang-kan terjadinya kesenjangan (gap) antara kemampuan yang dimiliki seseorang tenaga kerja dengan target kerja yang dikehendaki organisasi. Usaha tersebut dilakukan melalui peningkatan kemampuan kerja yang dimiliki tenaga kerja dengan cara menambah penge-tahuan dan keterampilannya. Sebab pendidikan dan pelatihan bagi karyawan sangat penting untuk meng-embangkan kapabilitas karyawan sehingga target pekerjaan dapat dicapai.

Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dengan mempergunakan teknik dan metoda tertentu untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja seseorang. Pelatihan memberikan para karyawan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui

Perusahaan perlu mengetahui sejauhmana kontribusi training yang dilaksanakan terhadap perusahaan/ peningkatan kinerja SDM maupun perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu harus dilakukan evaluasi untuk mengukur sejauhmana efektivitas training terhadap tujuan yang ingin dicapai. Donald L. Kirkpatrick (1998) mengatakan bahwa evaluasi suatu training adalah bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan training  dan evaluasi tersebut me-rupakan kegiatan yang harus dilakukan agar training secara keseluruhan dapat berlangsung secara efektif.

Kirkpatrick menggagas model evaluasi program pelatihan pada tahun 1957, dan sampai sekarang termasuk model yang paling sering digunakan di ber-bagai negara. Beliau merumuskan bahwa evaluasi program pelatihan dapat diklasifikasikan menjadi 4 level, yaitu: Reaction, Learning, Behavior, dan Result.

Kaitan keempat level tersebut sebagai berikut: suatu pelatihan akan berhasil bila di-respons positif oleh peserta pelatihan (reaction level), bila respons positif maka akan menghasilkan kinerja yang lebih baik setelah mengikuti pelatihan (result level).

Evaluasi program pelatihan ditinjau dari aspek financial (yang populer disebut RoTI) digagas oleh Jack Phillips pada tahun 2000. Model ini merupakan penyempurnaan dari Kirkpatrick Model, sehingga dapat dikatakan bahwa RoTI merupakan level V dari Kirkpatrick Model.

Pada perhitungan RoTI diperlukan data-data biaya program pelatihan (training cost), mulai desain, penye-lenggaraan dan evaluasi itu sendiri. Kemudian meng-hitung benefit sebuah program pelatihan setelah para alumni kembali ke tempat kerja. Penghitungan ini dilakukan dengan membuat konversi ke nilai uang (converting to monetary value)

Selanjutnya dibandingkan nilai total benefit dan total training cost, maka akan diperoleh nilai pengembalian investasi suatu program pelatihan (RoTI).

Tujuan Return on Training Investment.

Peserta dapat memahami  langkah-langkah dalam menghitung ROTI/ Return On Training Investment dari Training yang diselenggarakan oleh perusahaan.

Peserta Return on Training Investment.

Program ini dirancang untuk spesialis pengembangan pelatihan  dan organisasi, manajer dan supervisor pe-latihan, manajer dan supervisor yang terlibat langsung dalam pengembangan staf dan / atau unit, dan orang-orang non-HR yang perlu belajar memahami fungsi & proses pelatihan.

Facilitator :

Abisetyo Widodo, SE, MBA

Beliau adalah Master of Business Administration in International Business University of Southern California,  Los Angeles. Telah ber-karir menjadi konsultan dalam bidang management strategic dan management SDM lebih dari 30 tahun, setelah sebelumnya sebagai dosen di Prasetiya Mulya Graduate School of Management, Jakarta (1983) dan sebagai praktisi di Strategic Human Resources Advisor for PT. BHP Coal / Arutmin Indonesia, Balikpapan. BHP or Broken Hill Proprietary is an Australian coal-mining company and it is the biggest in the industry. Juga  Associate Faculty Member of AMA Indonesia, an UK Cavendish affiliated academy of management

Informasi,Konsultasi dan Pendaftaran Silahkan Klik >>> email

Tag : Return on Training Investment | pelatihan SDM | pelatihan HRD Pelatihan dijakarta | Management |

Artikel lainnya »